Aku bingung dengan keputusanku, kemarin aku memang menyutujui untuk menerima cintany6a dan setuju untuk mulai berpacaran dengannya. Tapi ketika dia mengajakku berkencan untuk pertama kalinya, tiba-tiba aku menyesali keputusanku untuk berkencan malam minggu ini.
"D*mn!" umpatku berkali-kali. Ternyata aku tak sepenuhnya yakin dengan keputusanku. Kemarin iya, hari ini tidak. Besok, entah apalagi yang akan menjadi keputusanku.
Aku bangkit dari sofaku, memaksakan diri untuk mandi meski sebenarnya aku tak begitu yakin dengan keputusanku itu. Sungguh, kencan kali ini membuatku tak yakin apakah aku mau. Mungkin karena berbeda dari biasanyalah yang membuatku canggung dan sedikit berberat hati.
"D*mn!" lagi-lagi aku mengumpat dan mengutuk keputusanku. Seandainya janji bukanlah hutang, mungkin aku tak sedemikian beratnya untuk memenuhi janjiku itu.
Aku bangkit dari sofaku, memaksakan diri untuk mandi meski sebenarnya aku tak begitu yakin dengan keputusanku itu. Sungguh, kencan kali ini membuatku tak yakin apakah aku mau. Mungkin karena berbeda dari biasanyalah yang membuatku canggung dan sedikit berberat hati.
"D*mn!" lagi-lagi aku mengumpat dan mengutuk keputusanku. Seandainya janji bukanlah hutang, mungkin aku tak sedemikian beratnya untuk memenuhi janjiku itu.
9 komentar:
aduh bang ceritanya kok ngegantung ??? -__-
aduh bang ceritanya kok ngegantung ??? -__-
Makanya Vas, kalau belum yakin jangan maen terima aja, itu akibatnya :))
Hahaha
sebaiknya lain kali dipikirkan dlu, apakah kita benar2 bisa menepati janji atau tidak :)
ini fiksi ya?
bagus juga
salam kenal
folbek
numpang nyimak sob,.. hehehhe
janji adalah hutang,.. btul??
Ah , lagi lagi tukang ingkar janji :P
Lagi lagi lelaki yang tak teguh pendirian hati :P
Belum dijalanin udah mo nyerah..
Dijalanin aja dulu bang..
damn damn emang cintia anak ansterdamn haha
kok bisa sih vas, harusnya kamu pikir matang2 dulu -.-
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar dan kunjungannya. Happy blogwalking!