Terbalas Dusta

Lampu trafic light menyala merah, aku diam di seberang jalan menunggu lampu itu berganti warna. Saat aku menunggu pergantian lampu itu, ku lihat dirimu di seberang sana, melakukan hal yang sama sepertiku. Aku tahu, kau berpura-pura tak melihatku. Entah apa maksudmu, sedangkan dulu kita pernah bersama disatukan oleh cinta. 

Aku tahu, cinta itu telah pergi. Aku pun sekarang bukan yang dulu yang selalu memuja dan mencintaimu. Mungkin waktulah yang membuatku seperti ini. Mengubur perasaan yang pernah terjadi antara kita dan membuangnya dalam tempat sampah yang memang menjadi tempat untuk cinta tak bermutu itu.

Aku dulu selalu berusaha tuk menjaga hubungan kita. Aku setia, terus setia tapi kau berdusta. Kini aku ingin melupakan segalanya. Membiarkanmu pergi, aku pergi meninggalkanmu. 

Maaf bila aku tak ingin kembali, aku hanya ingin pergi. Ini adalah balasan untukmu, biar kamu merasakan bagaimana arti perpisahan yang pernah aku alami karena dustamu. Maaf, bila nanti kau ingin kembali aku tak lagi bisa berada di sisimu lagi. Karena bagiku, kau tlah mati bersama dusta yang kau berikan padaku. Ini adalah balasan atas dustamu. Karma untukmu.

Aku menyebrangi zebra cross, dan kamu un menyebranginya tanpa sapa, seolah-olah kita tak pernah kenal sebelumnya.

*

*