Pernah aku meminta pada seseorang yang hadir setelahmu, satu permintan yang membuatnya mengangkat alisnya yang satu. Sulit mungkin baginya, karena dia yakin betul jika aku tak pernah bisa melupakan seseorang sebelumnya. Dan itu yang membuatku menutup mata.
Kenapa sesusah ini untuk melupa? jika dia yang dicinta tak mungkin bisa untuk duduk bersama. Jangankan tuk bersua, mendengarkan suaranya pun aku tak bisa. Kena mencinta jadi menyiksa? padahal dulu semuanya penuh warna. Salahkah aku jika aku meminta untuk melumpuhkan ingatkanku pada setiap cinta yang mencoba menyapaku?
*